Viosarinews.com, SEMARANG – Menjelang lebaran ada 3 poin penting terkait kebutuhan masyarakat yaitu kebutuhan gas elpiji, BBM dan pangan.
Hal itu disampaikan Dirreskrimsus Polda Jateng Kombes Pol. Dwi Subagio saat ditemui wartawan. Selasa (2/4/2024).
Menurut Dwi Subagio, terkait gas elpiji baik subsidi maupun non subsidi saat ini stok aman, adapun kelangkaan yang terjadi beberapa hari lalu karena faktor cuaca.
“Kami sudah koordinasi dengan pihak pertamina untuk stok gas elpiji di Jawa Tengah aman atau tercukupi, ada beberapa daerah yang terkena kelangkaan karena beberapa faktor, yaitu masalah distribusi akibat dampak banjir, ditambah menjelang hari besar keagamaan konsumsi masyarakat meningkat,” terangnya.
Namun ia berpesan kepada masyarakat jika ada pelaku yang melakukan pengoplosan gas elpiji misalnya dari 5 kg ke 3 kg, segera menghubungi aparat penegak hukum, karena itu merupakan pidana.
Disamping itu Dwi Subagio menyampaikan pengawasan terkait kebutuhan BBM menjelang lebaran, pihaknya sudah mendapatkan data bahwa ada 840 SPBU di wilayah Jawa Tengah.
“Kami seminggu lalu sudah melakukan pengecekan ke sujumlah SPBU, dan ada 535 yang sudah kami cek, dan ini masih berlanjut,” jelasnya.
Menurutnya hal itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi kecurangan pengisian BBM menjelang lebaran.
“Sampai saat ini kami belum menemukan kecurangan, misalnya bensin dicampur dengan air. Memang ada satu SPBU yang mengalami masalah yaitu mesin dispenser didalamnya tidak bergerak atau rusak. Itupun baru rusaknya dan kami sudah meminta agar dilakukan penggantian secepatnya, untuk stok BBM seminggu kedepan aman,” ujarnya.
Kombes Pol. Subagio juga mengingatkan kepada masyarakat adanya kenaikan harga bahan pokok, menurutnya kondisi tersebut terjadi karena faktor menjelang hari raya, karena permintaan masyarakat sangat tinggi, dan juga bisa terjadi adanya gagal panen disejumlah tempat karena banjir.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog bahwa stok beras seminggu kedepan aman,” jelasnya.
Pihaknya saat ini sedang mengintensifkan memonitor dan mengantisipasi peredaran daging yang tidak layak.
“Jika mengetahui atau mendapatkan informasi misalnya ada pelaku menjual daging glonggongan secara tidak wajar, segera lapor kami, pasti kami tindak,” pungkasnya.
(Vio Sari)
Komentar