Heboh! Rohdi Ancam Wartawan Usai Viral Berita Warga Perbaiki Jalan Desa Curug Grobogan dengan Iuran

Berita7 Dilihat

Grobogan – Sebuah video viral memperlihatkan warga Kampung Lor, Desa Curug, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, bergotong royong memperbaiki jalan rusak dengan cara iuran swadaya. Di era 2025, langkah warga yang masih kompak mengeluarkan uang pribadi demi infrastruktur layak, patut diacungi jempol. Namun di balik semangat gotong royong itu, pertanyaan besar muncul: ke mana larinya anggaran dana desa yang setiap tahun mencapai miliaran rupiah?

Ironisnya, jalan yang sudah lama rusak parah justru tak pernah tersentuh dana desa. Padahal, sesuai aturan, dana desa seharusnya diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur dasar. Fakta ini menimbulkan kecurigaan warga bahwa penggunaan dana desa selama ini tidak transparan dan berpotensi bermasalah.

Koordinator lapangan, Nur Khotib, menuturkan ide perbaikan jalan muncul usai wilayah mereka diterjang banjir Ramadan lalu. Warga sepakat meninggikan jalan agar tidak kembali terendam.

“Wilayah kami terdampak banjir, lalu muncul obrolan untuk memperbaiki jalan secara swadaya,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).

Adapun jalan yang dicor sepanjang 128,15 meter dengan lebar 3 meter dan tebal 12 sentimeter. Biaya berasal dari iuran sukarela warga, mulai Rp20 ribu hingga Rp3 juta, bahkan ada yang menyumbangkan material seperti semen, pasir, dan kerikil.

“Sudah bertahun-tahun kami minta ke Pemdes, tapi tidak pernah direspons. Begitu kami swadaya, baru aparat desa sibuk datang,” keluh Sutomo, warga setempat.

Di tengah apresiasi publik atas inisiatif warga, muncul tindakan mengejutkan. Seorang pria bernama Rohdi justru mengancam wartawan yang memberitakan gotong royong warga tersebut. Dalam percakapan yang terekam, Rohdi melontarkan kalimat bernada intimidatif:

“Saya putra daerah lahir ceprot di Curug Mas, bukan masalah kepala itu ponakanku. Kita sesama satu profesi se-Jawa satu pena. Sampean itu salah kaprah. Kalau kamu mau coba-coba silakan, akan saya LP-kan. Kalau nggak jebol, jangan tanya saya,” ujar Rohdi dengan nada tinggi.

Sikap arogan ini sontak menimbulkan kemarahan publik. Apalagi Rohdi diduga memiliki kedekatan dengan kepala desa setempat. Pertanyaan besar pun mencuat: apakah Rohdi juga ikut menikmati aliran dana desa?

Menanggapi ancaman itu, Warsito, Pimpinan Redaksi Berita Istana dan Mata Jateng, mengecam keras tindakan Rohdi.

“Berita yang telah tayang di beberapa media online bukan berita negatif, bukan dugaan mark up atau korupsi. Justru apresiasi kepada warga. Tidak ada pihak yang dirugikan. Mengapa Rohdi sampai merasa tersudut? Ini janggal,” tegas Warsito.

Warsito juga menyinggung soal proyek-proyek di Desa Curug yang dinilai banyak amburadul dan rawan mark up. Ia menambahkan, klaim Rohdi yang menyebut kepala desa adalah keponakannya justru semakin memperkeruh suasana.

“Kalau benar demikian, publik berhak mempertanyakan: apakah Rohdi ikut bermain dalam proyek dana desa?” tambahnya.

Kasus ini kembali membuka tabir buram soal transparansi dana desa. Ketika rakyat harus merogoh kocek sendiri demi jalan mulus, miliaran rupiah anggaran desa seakan hilang tanpa jejak. Sementara itu, intimidasi terhadap wartawan hanya menunjukkan ada pihak-pihak yang takut praktik kotor mereka terbongkar.(iTO)

Komentar