Viosarinews.com – Saham hancur, harga nilai tukar Dollar terhadap Rupiah melambung, dan sekarang semua kalang kabut akibat penyebaran virus Corona. Bagaimana nasib perekonomian Indonesia minggu-minggu mendatang? Apalagi sudah menjelang puasa, sanggupkah pemerintah mengatasi? Papar Mariska Lubis SE.M.Int.s Komisaris swarapelita.com (16/03/2020)
Ditambahkan oleh Mariska Lubis, resesi ekonomi global dan merebaknya virus Corona memang merupakan faktor penting yang membuat perekonomian hancur lebur di seluruh dunia, namun khusus untuk Indonesia, faktor internal merupakan faktor utama terjadinya masalah ekonomi. Beban hutang yang bertumpuk ditambah lagi dengan keraguan atas kemampuan pemerintah untuk membayar, kaburnya investor, inflasi yang tak terbendung, dan berbagai masalah lainnya yang terkait, seperti korupsi, impor yang tidak tepat, beban biaya pengeluaran politik yang terlalu tinggi, membuat Indonesia memiliki masalah ekonomi yang cukup berat. Hal ini bisa saja ditutupi dan disangkal, namun fakta dan kenyataan di lapangan tetap bicara. Diakui tak diakui, disadari tak disadari, rakyat sudah “megap-megap” sejak beberapa tahun terakhir ini, dan bisa dibuktikan dengan minimnya kemampuan masyarakat untuk menabung.
Terlepas dari semua pemikiran di atas, inti dari apa yang ingin saya utarakan adalah soal bagaimana dengan ke depan? Rakyat perlu diberikan masukan sedini mungkin agar siap. Kemungkinan terjadinya inflasi dan semakin minimnya peredaran uang, tentunya akan berdampak langsung kepasa kehidupan sehari-hari. Rakyat berhak mengetahui agar tidak terkejut dan bisa melakukan antisipasi. Resiko pemberitahuan memang ada, rakyat bisa melakukan rush money dan dampaknya juga buruk bagi perekonomian, tetapi semua tergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengkomunikasikannya kepada rakyat, pungkasnya
Komentar