Bogor – Agustina (39), adalah salah seorang warga Kampung Legok Nyenang, RT 04 RW 01, Desa Cibeuteung Muara, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa barat sudah sekitar 2 tahun mengalami sakit lumpuh dan tinggal di gubuk reyot tengah sawah serta cukup terpencil dari pemukiman warga.
Sekitar 2 tahun kebelakang, memang pemerintah setempat sempat menyarankan pihak keluarga Agustina untuk membawanya ke rumah sakit, agar mendapatkan penanganan medis, namun pihak keluarga keberatan dikarenakan mereka tidak memiliki biaya, selain itu mereka kebingungan dalam hal waktu untuk menjaga di rumah sakit akibat kesibukan mencari nafkah masing-masing. Apalagi keluarga Agustina merupakan kelurga yang kurang mampu.
Agustina alias Awai yang lahir pada 13 Maret 1984, merupakan duda yang sudah bercerai beberapa tahun lalu, perceraian itu dikabarkan karena alasan ekonomi. Kemudian dia pulang ke orangtuanya (ibunya) dirumah gubuk yang saat ini ditempati oleh Agustina. Namun, beberapa waktu lalu, ibunya yang biasa merawatnya meninggal dunia, alhasil Agustina hanya tinggal sendirian di rumah tersebut.
Adapun adik dan kakaknya hanya sesekali datang untuk mengurusnya, yaitu untuk menyuapi makan, menggantikan bajunya.
Prihatin dengan kondisi Awai, Ormas Laskar Banten DPD Jawa Barat tak tinggal diam, mereka langsung sigap mendatangi lokasi Awai serta membawakan beberapa keperluan, seperti pampers, makanan, obat-obatan, baju dan lain-lain.
Awalnya DPD Ormas Laskar Banten Jawa Barat mendapatkan laporan dari salah seorang ustad diwilayah tersebut, yang menceritakan keprihatinannya terhadap kondisi Awai. Dari laporan itulah DPD Ormas Laskar Banten Jawa Barat yang pimpin langsung oleh Daya Bayu Aji bergerak cepat untuk membantu sesamanya yang benar-benar membutuhkan pertolongan.
Daya Bayu Aji langsung mengintruksikan jajaran dan anggotanya untuk bergotong-royong membantu segala kebutuhan Awai. Termasuk mereka hendak bersama-sama merenovasi rumah Awai yang benar-benar sudah reyot, banyak bocor jika hujan tiba atau sudah sangat tidak layak dijadikan tempat tinggal. Selain itu, DPD Laskar Banten Jawa Barat hendak membawa Awai ke Rumah Sakit, bahkan mereka siap mencarikan biaya ataupun rela menjaga Awai secara bergantian jika dirawat di RS.
Namun, saat hendak direnovasi, ternyata rumah itu sudah tidak mungkin untuk dibenahi, akan tetapi seharusnya dirobohkan dan dibangun dari awal lagi, mengingat plavon dan semua kayunya sudah banyak sekali yang keropos dan lapuk.
Demi kenyamanan dan keselamatannya, Tim Reaksi Cepat (TRC) DPD Laskar Banten Jawa barat, yang dipimpin oleh Kepala Divisinya yakni Lucki Lesmana, berinisiatif memindahkan Awai ketempat yang dekat dengan pemukiman warga, agar lebih memudahkan Awai untuk dirawat oleh Jajaran DPD Ormas Laskar Banten Jawa Barat dan warga sekitarnya.
Ketua Ormas Laskar Banten DPD Jawa barat, Daya Bayu Aji dan beberapa pihak lainnya sangat menyesalkan atas sikap dan lambatnya respon atau kurangnya tanggapan dari pemerintah setempat, seperti RT, RW, Pihak Desa, Kecamatan dan seluruh aparatur yang terkait diwilayah tersebut.
“Kami sangat menyesalkan atas lambatnya tindakan, atau kurang responnya pihak aparatur setempat, ini seharusnya sudah lama mendapat penanganan dari aparatur atau pemerintah setempat, tapi mereka seolah tidak tahu, hanya diam seolah tidak peduli”, tutur Daya Bayu Aji.
Namun, kata Bayu Aji, setelah DPD Ormas Laskar Banten Jawa Barat beserta TRC nya bergerak dan mulai ramai, pihak aparatur mulai bergerak seolah mulai peduli dan tidak mau disalahkan.
“Setelah kami mulai bergerak, barulah RT, RW, para Kader, Desa seolah peduli dan gek mau disalahkan, mereka seperti gesit menjalankan tugasnya, padahal sebelumnya mereka banyak diam dan seperti tidak mau menjalankan tugasnya”, ungkapnya.
“Jadi selama ini mereka kemana, apa mereka tidak mau melihat dan mendengar penderitaan warganya?, seharusnya mereka sudah lama turun dan menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Dan mereka tidak akan rugi serta tidak akan mengeluarkan uang dari saku sendiri, karena sudah ada anggarannya”, pungkas Bayu Aji.
(AJS)
Komentar